Selasa, 10 Juni 2014

Mencari ‘Danyuh’ untuk Sesuap Nasi


Melewati tebing yang tajam demi mencari penghasilan, Desa Pangkungwani, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.     
Jalan setapak itu mendaki tampa ampun, tak berkesudahan. Napas terengah-engah, tenaga terkuras habis. Pantas saja orang-orang malas melewati jalan tebing tersebut.

Berbaju warna coklat pudar, bersandal jepit, Hapsah (68) berjalan mendaki tebing yang tajam tanpa jeda. Satu ikat daun kelapa kering (danyuh) beratnya 1 1/2 kilogram yang dia junjung seolah-olah tak pernah membebani kehidupannya. Sosok perempuan yang berasal dari Desa Pangkungwani, Kecamatan mendoyo, Kabupaten Jembrana, itu muncul melewati saya yang terengah di tebing yang tajam menuju ke daerah pemandian (pangkung).
Biasanya Arif (2) cucu dari perempuan tua itu sering mengikuti kemana neneknya melangkah. Perempuan tua ini menggerakan kakinya sangat lincah seperti hentakan kuda jantan. Begitu cepat dan tanpa jeda dalam bertindak.
Perempuan tua ini bergegas untuk sampai di rumahnya karena merasa sangat lelah, haus, dan lapar. Sambil menghela napas panjang, saya sempat menyempitkan pertanyaan apa menu nenek siang ini. “Dadong singelah daranasi  apo, nasi putih gen ado di mejo, (Nenek tidak mempunyai menu apa-apa, hanya sepiring nasi putih yang tersedia di atas meja),” seru Hapsah nenek yang tidak berdaya itu. Kebiasaan perempuan tua ini dalam kesehariannya yakni mendaki tebing mencari daun kelapa kering (danyuh) untuk menghidupi keluarganya.
Kebetulan suaminya tidak bisa menafkahi karena dia mengalami diabetes kurang lebih 15 tahun. Dokter menyarankan agar suaminya beristirahat penuh di rumah. Sungguh malang nasib perempuan tua itu, terkadang dia menangis merenungi garis kehidupannya. Penyesalan yang luar biasa setiap hari terpendam dalam hatinya, seakan-akan hatinya tertusuk oleh jarum yang ingin merebut nyawanya. Kepedihan yang dia rasakan setiap menit, bahkan detik pun ingin rasanya dia melepas beban yang ia pikul selama belasan tahun ini. Namun apa daya, penat yang tertanam dilubuk hatinya tidak bisa dirangkai dalam sebuah kata yang harus diucapkan. Hanya saja menjadi penyakit dalam yang tak tehingga yang dia rasakan saat ini.
Panas, hujan, gelap, dan terang sudah biasa dia lalui. Bahkan cacian, berita tidak sedap yang menyangkut keluarganya pun setiap hari dia tampung. Air mata yang dia turunkan sudah menjadi kewajiban dalam kesehariannya.
26 Mei 2012 tepat pada Sabtu sore, Hapsah berpamitan sambil memeluk suaminya dengan tangisan yang histeris. “Bapak, Sah budin mejalan ke pangkung ngalih dayuh, Sah ngidih Do’a pang liu maan danyuh anggon adep, bapak bagusan nyago ibo. “(Bapak, Sah mau berangkat ke pangkung mencari daun kelapa kering, Sah minta Do’anya agar Sah banyak mendapatkan danyuh untuk dijual, bapak jaga kondisi baik-baik),” seru Hapsah sambil meneteskan air mata.  
Perempuan tua itu mulai melangkahkan kakinya untuk mencari daun kelapa kering (danyuh). Alat yang biasa dibawa untuk mencari daun kelapa kering (danyuh) yakni sabit, galah atau bambu panjang, dan tali yang terbuat dari tangkai pohon kelapa yang masih muda. Semut merah dan alat tersebut selalu menjadi sahabat perempuan tua itu dalam mencari daun kelapa kering. Dia tidak pernah mengeluh kesah dalam menjalani pekerjaan yang kurang layak ia tekuni meskipun daun kelapa kering (danyuh) seharga Rp 1.500 per ikatnya. Perempuan tua ini bangga menjalani pekerjaan berat seperti ini, asalkan pekerjaan yang dia jalani halal untuk di makan. Pekerjaan ini sudah 6 tahun dia tekuni.
Siang berganti malam. Sampai di pekarangan rumah, Hapsah mengumpulkan daun kelapa kering (danyuh) disebelah rumahnya. Langkah selanjutnya yang dia tempuh meminta air PAM tetangga untuk membuatkan suaminya air hangat. Terkadang telinga Hapsah mendengar bisikan kata-kata yang merobek hatinya. “Setiap hari meminta air, coba sekali saja kalau menginjakkan kakimu ke rumahku bawa serpihan uang untuk membayar, ”kata Idah (35) salah satu tetangganya.
Air mata mulai menetes membasahi wajah perempuan tua yang lemah itu. Kakinya gemetar saat mendengar kata yang diucapkan dari bibir sosok perempuan yang bernama Idah. Air PAM yang dipintanya langsung dituang begitu saja. Kini dia kembali ke rumahnya dengan membawa tangan kosong ditemani tangisan yang menyesakkan dada.  
Beginilah nasib keluarga Hapsah, setiap hari selalu mendapatkan kata-kata pedas yang menggores hatinya. Air mata setiap detik mengalir di wajahnya. Dia setiap hari merenungi nasib jalan kehidupannya, harus menggantikan kedudukan suaminya sebagai kepala keluarga. Beribukali dia ingin mengganti profesinya, tetapi keadaan yang menghapus semua harapan indah yang dia punya. Perempuan ini hanya bisa menjalani keadaan yang dia terima dari Yang Maha Kuasa. Suatu saat pasti Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk hamba-Nya yang kesulitan.
Perempuan tua ini mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan sedikitpun dari tangan pemerintah. Dia merasa keluarganya dianggap sampah masyarakat yang setiap hari menjadi parasit di Desa ini. Jangankan sembako yang berupa beras, air bersih sebagian besar diterima warga Desa Yehsumbul selalu mengalir, kecuali keluarga Hapsah setetespun tidak mendapatkan air yang mengalir. Dalam hatinya berbisik, “icang mekito gati ngusulin ajak pemerintah pang maan yeh bersih caro banjaran lenan, tapi hatin cang ngorahan sing mungkin asane pemerintah nyak nolongin keluarga singelah caro icang. “(ingin rasanya saya mengusulkan kepada pemerintah agar mendapatkan air bersih seperti warga yang lain, tetapi hati saya berkata tidak mungkin rasanya pemerintah mau menyalurkan tangannya membantu keluarga miskin seperti saya),”renungan Hapsah yang paling dalam.
Sebaiknya, sosok perempuan yang sudah tua seperti Hapsah harus  beristirahat banyak tidak boleh melakukan aktivitas seberat yang dia alami sekarang. Pihak dari pemerintah seharusnya mempunyai kewajiban untuk menyalurkan bantuan berupa sembako dan menyalurkan air bersih untuk keluarga Hapsah. Apalagi suaminya tidak bisa menafkahi secara lahiriah kepada istrinya karena mengalami diabetes kurang lebih 15 tahun. Marilah! julurkan tangan kita untuk memberikan bantuan kepada keluarga Hapsah yang kurang mampu.      

                                                                                      

Mari Basmi Korupsi Demi Ibu Pertiwi



Korupsi bukan wujud manusia ataupun benda. Korupsi bagaikan magnet yang memiliki daya tarik persuasif setiap manuisa. Manusia yang melakukan korupsi disebut koruptor. Kelakuannya cocok diberi gelar “tikus got” yang wujudnya hitam dan menjijikkan. Korupsi bisa menutup mata setiap manusia yang melihat sekaligus merasakannya. Korupsi bisa membalikkan mata manusia sehingga iman yang dimiliki bisa lenyap dalam seketika. Begitu hebatnya korupsi sampai manusia lupa akan dirinya. Di Indonesia ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan dalam kasus korupsi. Pertama, pihak yang melakukan korupsi merasakan keuntungan yang luar biasa karena kehadiran korupsi bisa melipatgandakan uang dalam sekejap untuk kita miliki padahal uang itu bukan milik kita. Kedua, dengan kehadiran korupsi hutang Negara khususnya di Indonesia semakin menggunung. Saya tidak setuju dengan kehadiran korupsi. Bagi yang melakukan korupsi rumah mewah di mana-mana, mobil keluaran terbaru selalu ada, bagi kaum laki-laki bisa mengoleksi cewek artis semaunya, dan tabungan selalu bertambah setiap harinya. Itu salah satu ciri yang dimiliki atau dilakukan oleh orang yang melakukan korupsi. Tikus got yang hitam dan menjijikkan apakah dibiarkan hidup berkeliaran di Indonesia selama bertahun-tahun? Tentu tidak. Satu-satunya cara adalah membasmi korupsi demi Ibu pertiwi.   
Siapa yang bisa membasmi korupsi? Sudah pasti jalan satu-satunya yang bisa melawan korupsi adalah kesadaran diri kita sendiri. Korupsi seperti artis saja  saking heboh dan maraknya yang melakukan kasus tersebut sampai-sampai siaran TV apapun itu penuh dengan kasus korupsi salah satunya KPK. Kasus korupsi dimunculkan tidak hanya di TV saja, di media masapun sangat banyak tertera. Selama bertahun-tahun selalu saja begitu dan parahnya lagi tersangka korupsi atau koruptor setiap tahunnya semakin meningkat dan merajalela. Parahnya koruptor yang muncul di TV mereka hanya tersenyum seolah-olah tidak merasa bersalah kepada jutaan jiwa. Nilai kemanusiaan yang melekat padanya sudah dilahap oleh tindakannya yang bejat. Pendidikan yang ada di Indonesia saja bisa dikalahkan dengan kasus korupsi. Kasus korupsi dikatakan terbesar khususnya di Indonesia dengan salah satu alasan keimanan dan kejujuran yang dimiliki oleh koruptor sangat rendah. Begitu hebat korupsi. Sampai-sampai bisa membalikkan manusia ke jalan yang sesat sekaligus merugikan jutaan jiwa. Koruptor hanya mementingkan ego kesenangan sesaatnya tidak memikirkan dampak ke depannya.  
Memang sungguh aneh. Korupsi yang kita kenal wujudnya tidak nyata  hanya bisa dirasakan langsung tetapi banyak merugikan jutaan jiwa. Seperti makhluk gaib saja wujudnya angin atau tak terlihat dan membahayakan manusia.   Korupsi juga menjadi penyakit bertahun-tahun menggerami Indonesia. Kasihan sekali Ibu pertiwi ini, raganya luka akibat korupsi dan batinnya tersiksa akibat para koruptor. Sering terdengar berantas korupsi sedini mungkin dan dimulai dari diri sendiri tetapi hasilnya di luar dugaan alias tidak terlaksana. Hanya tulisan dan kata-kata yang kosong saja selalu terucap namun tanpa bukti. Manusia mana yang tidak tergiur melihat uang jutaan, miliyaran, bahkan triliyunan menumpuk di depan mata memiliki daya tarik yang luar biasa. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan.
Strategi membasmi korupsi harus sesuai kebutuhan, target, dan berkesinambungan. Dengan penetapan target, maka strategi pemberantasan atau pembasmian korupsi akan lebih terarah, dan dapat dijaga kesinambungannya. Selain itu, strategi membasmi korupsi haruslah berdasarkan sumber daya dan kapasitas. Dengan mengabaikan sumber daya dan kapasitas yang tersedia, maka strategi ini akan sulit untuk diimplementasikan karena daya dukung yang tidak seimbang. Dalam hal ini kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan kapasitasnya harus dapat ditingkatkan, terutama di bidang penegakan hukum dalam hal penanganan korupsi. Peningkatan kapasitas ini juga dilakukan melalui jalan membuka kerjasama internasional.
Penyesalan memang kehadirannya selalu di akhir. Coba saja datangnya di awal pasti tidak akan ada penyesalan. Sudah saatnya kita semua memerangi korupsi tanpa pandang bulu siapan itu. Tak ada yang perlu ditakutkan karena kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan mengkonsumsi nasi. Pemerintah harus tegas menangani para pemimpin daerah, kota-kota besar dimanapun itu yang menelan “uang haram” milik bersama. Kasus korupsi harus dibasmi tuntas, hingga ke akar-akarnya. Tanpa sikap yang tegas, fenomena korupsi yang terus-menerus menggerogoti bangsa ini tidak akan bisa berakhir. Jika Indonesia tanpa korupsi, maka sudah barang tentu kehidupan rakyat akan menjadi sejahtera dan semakin maju.



Naskah Drama Persahabatan

Kisah menceritakan para pemuda yang berstatus sebagai santri yang tinggal di kamar pondok atau asrama B. Mereka adalah sahabat yang selalu kompak dan setia kawan.  Pada suatu ketika mereka bercanda ria dan bergurau satu sama lain. Pada suatu hari Restu jatuh cinta pada seorang wanita yang bernama Dinda.  Dia sangat ngebet sekali pada si cewek akan tetapi si - Restu tertutup tidak terbuka.
Tapi akhirnya teman-teman sekamarnya curiga karena restu sering ngelamun dan tersenyum sendiri dan terjadilah guyonan dari teman-teman sekamarnya. Dan restupun bercerita karena dirayu oleh teman-temannya, namun tanpa disangka – sangka diantara teman restu ada yang juga suka kepada dinda. Dan dia marah mendengar penjelasan restu dia adalah Abdul karim anak seorang saudagar Bawang. Terjadilah permusuhan diantara mereka berdua dan akhirnya mereka memilih persahabatan dari pada bermusuhan gara-gara seorang  wanita.
                                                                       

Tokoh-Tokoh Pemainnya:
Ø Peran Utama : Restu
Ø Peran Pembantu : Abdul, Dinda, Ades, dan Dodi
Ø Peran Figuran : Rio dan Adit

Naskah drama persahabatan ini sangat lucu, bisa mengocok perut kalian. Tragedi ini mengisahkan persahabatan di pesantren (tempat mengaji).
Cerita ini kisahku lo kawan….
Hanya saja sedikit ada kolaborasi dan pengubahan nama.
Selamat membaca kawan!!!!!                                   


Pada suatu hari asrama daerah kamar A, dan kamar  B  terdengar perbincangan diselingi canda tawa.

Rio             : “Eh... tau gak sekarang tanggal berapa?”
Adit          : “Ada apa loe Tanya - tanya tanggal mang ada yang   penting tah..?”
Rio             : “He...3X gak da apa - apa sih Cuma’ goe dah nipis nie uang  jajan hampir ludes.” Nyahut abdul...
Abdul        : “Sekarang tanggal 21 april yo...makanya jangan boros jadi orang itu,,,
terus kalau sudah gini kamu pasti mau pinjam uang lagi yah ma aku...”
Rio             : “He...he..kok tau..???”
Ades                   : “Yah..”
gimana gak mau tau, wong itu sudah jadi teradisi kamu kalau kirimanya habis pinjam ke dullah..
Rio             : “Yah,,.,
kan gak papa gua ganti entar kalau udah kiriman, lagian dullah kan uang jajannya banyak…
Lalu adit yang tadinya tidur bangun ikutan menyahut...”
Adit                    : “Yah,,,,,
kalau dullah itu kan anaknya juragan bawang  jadi santai aja kan dull….tinggal minta aja ma bokap lo tuh.”
Abdul        : “Yah makasih ocehannya...
Dan beberapa hari kemudian disekolah...Bruk.....(restu tidak sengaja menabrak seorang gadis yang gadis itu ternyata adalah dinda)”
Dinda       : “Eh,, kamu itu kalau jalan liat-liat napa sih..gak punya mata  yah.. ??
Dan si restu hanya bengong melihat dinda lagi marah pada dirinya...”
Dinda       : “Hei kak...kok jadi bengong sih….????
          mang ada yang lucu tah...???”
Restu       : “O o o, sorry yah aku gak sengaja, soalnya aku tadi terburu - buru mau ke toilet. Maaf  yah…..maaf  yah.......(wajah merah)”
Dinda       : “Makanya kalau jalan liat - liat napa jangan ngelamun terus entar kesambet setan lo.. kak.
ya sudah saya maafkan..!!!!”
Restu       : “Eh,,, BTW kamu itu nak mana sih...???
kok aku baru sekarang liat kamu di sekolah?”
Dinda       : “Oh... aku anak baru kak disini, pindahan dari SMANSA Jembrana.”
Restu         : “Oh… kamu anak baru yah disini,,,,
kenalin aku Restu anak XII bahasa, kamu masuk di kelas mana?”
Dinda       : “Oh.. aku masuk di kelas X IPS.
Kak maaf  yah tadi marah - marah abiz kakak sih pake acara nabrak - nabrak segala. Sorry  yah kak !!!”
Restu       : “Yah gak papa. Oh ya nama kamu siapa?”
Dinda       : “Namaku Dinda kak”
Restu          : “Nama yang cantik sama dengan orangnya cantik juga...”
Dinda         : “Yeah..kalau bikin buat orang GR kakak  pinter…
biasa aja dah kak gak usah berlebihan.”
Restu         : “Kalau emang kenyataanya cantik gimana????”
Dinda       : “Aduh...kok jadi panjang gombalnya kak cukup yah soalnya dinda mau masuk kelas gak enak kalau dilihat anak - anak yang lain.”
Restu       : “Ya sudah….GOOD  LUCK yah...!!”
Dinda       : “Assalamua'laikum”
Restu         : “Wa’alaikumsalam”
Dan mereka masuk kedalam kelas masing - masing hingga bel pulang berdering menandakan KBM telah selesai..
Restu         : (Tersenyum sendiri dalam kamarnya) didalam hati restu mengatakan  “seandainya aku bisa punya pacar seperti dinda alangkah indahnya dunia ini”  Dibalik semua itu ternyata ada dua pasang mata yang sedang mengintip..
Dodi        : “Eh...des restu kenapa yah dari kemarin - kemarinnya dia jarang makan dan hanya tersenyum sediri dan ngelamun?”
Ades          : “Mungkin dia kerasukan jin kali’atau belajar akting teater?”
Dodi          : “Hah,,???  jaman sekarang masih percaya yang  begituan, enggak lah mungkin dia lagi jatuh cinta kali’……
Masak sih orang teater bisa jatuh cinta?”
Ades          : “Ialah kan wong teater juga manusia. Biar gak penasaran kita tanyakan langsung pada orangnya yuk...???”
Dodi          : “Duar......  ayo kenapa ini kok ngelamun sendirian sambil senyum - senyum?”
Restu         : “Ah…..
kamu ini kaget - kagetin aku aja. Gak ada apa -  apa kok..”
Ades                   : “Masak sih..???”
Restu         : “Iya gak ada apa - apa.”
Dodi                    : “Tapi kenapa kamu tersenyum sendirian
lagi jatuh cinta yah..... kirrRRR”
Restu         : “Kamu ini kalau disuruh neliti orang pinter...
kalu mang iya kenapa ayo??”
Ades                   : “Yah gak papa,,,
tapi raja teater sekolah kita ini jatuh cinta sama siapa yah dod??”
Dodi                    : “Sama siapa yah...”
Restu         : “Eh.. kok jadi wawancara nih..”
Ades          : “Restu..cerita kenapa sih ma kami, barang kali kami bisa bantu kamu?”
Restu         : “Tapi janji yah jangan gosipin aku,,,,
soalnya aku paling anti ma gossip apalagi kalau sampai kedengeran virda si - Ratu Gosip sekolah kita itu...”
Dodi          : “Yah.!!.kita janji gakkan gosipin kamu di sekolah, mang cewek yang kamu cintai itu siapa sih..”
Restu          : “Dia itu anak baru sekolah kita itu lho..  Si Dinda itu...”
Ades                : “Oh..  nak pindahan itu..”
Restu         : “Yah betul, tapi aku malu yang mau ngungkapin perasaan ini?”
Dodi                    : “Malu….???
masak sih anak teater yang sudah jadi juara nasional ini malu. Mang kamu bisa malu juga yah tu.. (Dodi dan Ades tertawa)”
Restu         : “Yah ,,,,
Di panggung itu gampang pren tapi kalau masalah hati ke hati itu buat aku sangat berat rasanya. Berraattt banget.....!!!”
Ades                   : “Ya sudah aku doain aja yah….
                   semoga sukses!!”
(Dan ketika malam hari di dalam kamar terdapat 7 anak, ada yang lagi copy paste tugas PR temanya, juga ada yang lagi baca komik)
Dodi          : “Hei teman-teman semua pada tau gak neh ada berita baru,,,,”
Abdul        : “Berita baru apa??”
Ades                   : “Si - Raja teater sekolah kita lagi jatuh hati tuh..”
Adit                    : “Wah ama siapa tuh...”
Dodi                    : “Denger  - denger sih.........ama anak baru”
Abdul        : “Anak baru siapa ???”
Ades                   : “Dinda itu lho...”
Abdul         : “Apa !!! dinda?? (wajah abdul berubah jadi marah)”
Abdul      : “Eh..kamu itu gak tau terima kasih yah….
udaah aku baik - baikin jadi teman eh malah mau ngambil orang yang aku sukai....”
Restu        : “Lho mang kamu apanya dia kok jadi sewot begitu ??”
Abdul        : “Memang aku bukan siapa - siapanya dia tapi aku lebih dulu P_D_K_T  ama tuh anak.....
enak aja kamu ini….!!!!”
Restu         : “Terus mau kamu apa ???
mau carok tahh...(dengan nada tinggi sambil menunjuk-nunjuk wajah Abdul)
Tanpa banyak  bicara si - Abdul telah menerkam pipi restu dan begitu juga sebaliknya tapi perkelahian itu dapat dihentikan oleh teman-temannya dengan dipisahkan.”
Adit                 : “Lho ini kok jadi bertengkar sih...
gara-gara perempuan kalian jadi gelap mata. Gila apa...???
perempuan itu banyak jangan jadi orang bodoh dengan bertengkar kalian ini udah kelas XII seharusnya bisa belajar dewasa.
Ya sudah ayo berdamai!!! 
Dan lupakanlah perempuan itu, sekarang yang harus kalian ingat adalah belajar dan belajar......!!!!
agar kalian lulus ujian nantinya.
“ Restu “ dan  “ Abdul “  akhirnya berdamai dan bersahabat kembali.”




Pohon Angker tetapi Unik



Pohon langka dan usia kisaran sudah ratusan tahun tetap kokoh meski dibalik itu semua tersimpan misteri yang menakutkan yang bertempat di Desa Manggis sari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.  
                            

Pohon suci dan unik. Itulah panggilan untuk sebuah pohon yang dikatakan langka. Bunut Bolong merupakan pohon suci dan unik yang memiliki lubang pada batang bawah yang terletak tepat di jalan. Nama Bunut Bolong memiliki arti sesuai keunikan dari pohon ini. Kata “Bunut” adalah kata Bali untuk jenis pohon tertentu yang memiliki karakteristik yang mirip dengan pohon beringin, dan kata “Bolong” berarti “lubang”. Dengan demikian kata “Bunut Bolong” berarti pohon Bunut yang memiliki lubang di dalamnya. Pada kenyataannya, pohon ini memang memiliki lubang besar pada bagian bawahnya karena sangat besar sehingga di bangun jalan yang dapat dilintasi dua mobil secara berdampingan. Bunut Bolong juga memiliki aura medis yang kuat, sehingga diyakini oleh semua masyarakat yang tinggal di sekitar pohon unik ini.
Bunut Bolong terletak di Desa Manggis sari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Kira-kira 11 km ke utara dari jalan utama Denpasar – Gilimanuk, 86 km dari Denpasar. Pohon suci ini terletak pada perbukitan di sisi timur yang diapit oleh perkebunan cengkeh serta di sisi barat terdapat pemandangan hutan besar yang masih terawat baik dengan tanaman tropis yang rimbun dan hijau. Tempat ini dapat dituju dengan menggunakan mobil ataupun sepeda motor.
Kawasan ini juga didampingi sebuah tempat suci di pinggiran jalan. Pura yang berada di sekitar pohon suci ini dikenal sebagai Pura Pujangga Sakti yang didirikan untuk menghormati seorang Maha Guru Hindu yang bijak, Dang Hyang Sidhi Mantra, yang kebetulan melewati daerah ini ratusan tahun yang lalu. Di sisi barat terdapat hutan luas yang membentang dari selatan ke utara, benar-benar pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati. Jika berdiri di sekitar Bunut Bolong, kita juga akan dapat melihat-lihat perkebunan cengkeh di sekitarnya.
Bunut Bolong sebagai salah satu tujuan wisata, masih berada dalam kondisi yang sangat alami. Udara segar dan kondisi yang tenang di Bunut Bolong akan membuat para wisatawan yang berkunjung merasa santai dan damai.

Pohon lubang ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Tidak sembarang kendaraan yang boleh melewati pohon lubang ini. Mobil membawa jenasah, mobil membawa penganten, dan ‘nganyut’ sangat dilarang melewati pohon lubang ini. Memang benar sesuai dengan papan pengumuman berwarna putih yang ada di dekat sana. Kita harus peka dan hati-hati jika ingin selamat melewati lubang pohon tersebut. Banyak warga yang tinggal di dekat pohon lubang ini mengatakan kalau pohon tersebut sangat angker. Pohon bunut ini ukurannya paling besar sekaligus tertua diantara pohon bunut yang ada di daerah Jembrana.
Ketut Dita (45) salah satu warga sempat bercerita dan mengatakan bahwa pada zaman dahulu ada pasangan penganten beserta rombongannya menyebrangi pohon lubang ini. Kisah perkawinan mereka seketika kandas setelah melewati pohon lubang tersebut. Mobil yang dinaiki sepasang pengantin itu tiba-tiba mengalami tabrakan dahsyat dan anehnya yang meninggal hanya kedua mempelai pengantin laki-laki dan perempuan. Padahal di dalam mobil tersebut ada supir dan beberapa keluarga si mempelai tetapi mereka masih terselamatkan. Memang dikatakan sungguh mengerikan.
Dulu sempat ada orang yang mencoba ingin menebang pohon lubang  tersebut dengan mesin gergaji. Satu batang kecil sudah terpotong tiba-tiba mesin potong kayu mati secara mendadak padahal mesin yang dibawa masih baru. Keesokannya terdengar kabar kalau orang yang menebang kemarin sampai di rumahnya terjatuh pingsan dan darah leluar dari lubang hidungnya. Mencoba membawa ke puskesmas pekutatan tetapi nyawanya sudah tidak ada.    
Selain kasus di atas, sempat juga ada kejadian rombongan ‘nganyut’ yang melewati jalan tersebut alhasil bencana terjadi lagi. Kejadiannya pun hampir menyerupai kasus tabrakan maut. Semenjak kejadian yang mengerikan itu, warga setempat bergegas mengadakan upacara besar di pura pujangga sakti dengan tujuan agar leluhur yang tinggal di kawasan pohon berlubang tersebut tidak mengganggu siapapun yang melewatinya, tambah Ketut Dita.
Selain mengadakan upacara, kepala desa manggis sari juga mempunyai inisiatif untuk membangun jalan di sebelah kanan khusus kendaraan yang membawa rombongan bernuansa religi ataupun kematian. Nah itulah salah satu cara agar semua jenis kendaraan bisa melewati kawasan tersebut.
Jangan takut untuk berlibur ke wisata ini. Meski tempatnya dikatakan angker tetapi dibalik itu tersimpan beberapa kejutan yang membuat kita merasa betah. Bawalah pikiran positif jika kita ingin selamat di mana pun akan berpijak. Semua tempat sama saja, tergantung dari kita bagaimana mengkondisikannya.


Kawan,,,,

Jika kalian ingin jalan-jalan bersama teman dekat atau orang yang menurut kalian spesial, coba saja ajak ke tempat wisata ini. Pasti kamu bakalan ketagihan terus dan teringat selalu jika mendengar kata bunut, apalagi bunut bolong. Tempatnya ada di desa saya lo, yakni desa Manggis Sari Kabupaten Jembrana. Jika kalian ke tempat ini, mampirnya ke gubukku.  

Menulis Tak Pernah Jemu, ‘Rupiah’ Datang Tak Kenal Waktu



Usia renta tak kenal lelah. Berkarya dan terus berkarya itulah yang ditekuni Ngurah Parsua memenuhi kesehariannya. Beliau selalu berkecimpung di dunia sastra khususnya puisi dan cerpen. Hasil karyanya patut diacungkan jempol karena mengandung nilai religius yang bermakna. Hasil karyanya juga sudah banyak bahkan bisa dikatakan melampaui batas karena terlalu sering dimuat di media masa. Dengan alasan sudah terbukti karya yang dibuat olehnya memiliki nilai yang tinggi dan berkualitas di mata masyarakat. Senang sekali jika menjadi beliau, rupiah selalu datang tanpa kenal waktu. Sebanding dengan hasil giatnya yang tak kenal lelah dengan rupiah yang tak pernah berhenti mendatanginya. Ingin rasanya saya memposisikan diri seperti beliau, selalu bergaul dengan karya sastra dalam bentuk tulisan seperti cerpen dan puisi. Ada dua persepsi yang menyetujui bahkan manolak karya beliau. Di satu pihak ada saja yang tidak menyukai karya beliau dengan alasan sulit dimengerti kata-kata yang ditungkan dalam karyanya. Dipihak lain beranggapan tanpa membaca karya beliau rasa hidup ini akan hambar, ibarat sayur tanpa dibubuhi garam. Ngurah Parsua salah satu sosok pembangkit semangat demi tercapainya sebuah karya sastra yang bermutu.
Ngurah Persua saat Seminar sempat memetik beberapa penggalan kalimat yang berisikan “jabatan tidak menjadi penghalang untuk berkarya”. Saya sangat satuju dan mendukung ungkapan beliau karena mengandung nilai positif. Dulunya beliau dalam menekuni bidang menulisnya sambil menggarap sapi yang lumayan banyak. Namun sekarang karena usia yang semakin renta beliau berfokus dalam menulis saja dan hewan garapannya diberikan ke orang lain untuk digarap atau dipelihara. Sungguh sulit memang menemukan sosok seperti Ngurah Parsua, setengah hari bekerja atau menggarap sapi dan sisanya lagi menggauli karya sastra. Rutinitasnya memang langka, jarang sekali ada ahli sastrawan yang sudah terkenal di media masa sampil menggarap sapi. Gengsi jauh dikesampingkan oleh beliau karena gengsi merupakan penghambat terbesar sekaligus terutama tercapainya kegagalan.    
Tulisannya selalu saja mengikuti ke manapun beliau beranjak. Pepatah mengatakan “ di mana ada api, di situ ada asap”. Kedekatan beliau dengan tulisannya memang sudah sangat lama bakhan tulisan dijadikan sahabat untuk menuangkan semua isi hati beliau apapun bentuknya. Ungkapan perasaan cinta, benci, sedih, marah, senang, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan banyak jenis ungkapan lainnya dituliskan dalam bentuk cerpen ataupun puisi. Beliau menuliskan karyanya melihat dari alam sekitar dan sekelilingnya apapun itu. Tidak semua orang bisa seperti Ngurah Parsua, namanya banyak tercantum di media masa karena karyanya banyak dimuat seperti Bali Post, Karya Bakthi, Nusa Tenggara, Bali Cuier, Merdeka, Berita Buana, Berita Yudha, Suara Karya, Sinar Harapan, Simponi, Swadesi, Eksperimen, Srikandi, Suara Pembangunan, Mutu, Arena, Bukit Barisan Minggu Pagi, Prioritas, Suara Pembaharuan, dan El Holas. Tidak heran hampir semua media masa yang ada di Bali karyanya pernah dimuat.
Benar-benar manusia langka. Saya ambil salah satu contoh puisi beliau yang berjudul “Tuhan”. Pak Ngurah Parsua sangat cerdik dalam memilah dan memilah kata dalam puisinya. Setiap baris yang dituangkan dalam bentuk puisi tersebut memang sulit dipahami. Namun, saat proses membaca sekaligus memaknainya hati ini terasa ada getaran yang cukup hebat dan bulu kudukku merinding secara tiba-tiba. Bukan getaran akibat keindahan dalam setiap diksi atau pilihan katanya, tetapi keindahan akan imajinasi yang menumbuhkan kerinduan Tuhan dalam diri kita. Itu bertanda puisi yang kita baca memiliki daya persuasip yang tinggi bagi setiap pembaca. Sentuhan imajinasi yang terdapat dalam setiap bait puisinya dipadukan dengan keyakinan kita akan adanya Tuhan. Ngurah Parsua menuangkan rasa cinta kasihnya dalam bentuk kata-kata yang memiliki arti renungan bagi setiap kaum yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Menulis puisi terkadang mengalami kesulitan dan ada juga mudahnya. Kita bebas berimajinasi lewat tulisan sesuai dengan kenyataan yang pernah kita  hadapi. Menulis puisi tidak selalu berpatokan dengan Tata Penulisan Kaidah Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar, namun bahasanya ini lebih bersifat santai dan mengena di hati pembaca. Tidak heran puisi banyak diminati bagi setiap pembaca khususnya para penikmat sastra karena setiap bait yang dituangkan mengandung makna tersirat sesuai dengan kepribadian kita. Obat dari menghilangkan stres salah satunya membaca puisi. Pembacaan puisi yang tepat saat keadaan/situasi kita tenang atau bersantai agar memaknai setiap bait terdapat dalam puisi tersebut menyentuh hati kita. Justru sebaliknya, keadaan kita saat membaca puisi fikiran lagi kacau sudah barang tentu cara memaknai puisi tersebut artinya kacau juga. Keadaan atau situasi sangat mendukung dalam menikmati sebuah puisi agar puisi mengena di hati setiap pembaca.
Ngurah Parsua manusia langka sekaligus bapak sastra yang patut diacunkgan jempol. Bagi siapa saja yang memiliki cita-cita dalam bidang menulis, ikutilah jejak Ngurah Parsua dan renungkanlah mulai sekarang. Gengsi jangan terlalu diutamakan jika kesuksesan ingin cepat diraih. Jangan memendam keinginan dan bakat yang dimiliki, tuangkanlah bakat kalian dalam bentuk apa saja tidak selalu berpatokan dalam bidang menulis saja. Kita sebagai calon guru Bahasa dan Sastra Indonesia harus mengambil contoh dari sosok Ngurah Parsua untuk dijadikan pedoman atau patokan agar menjadi guru yang berkualitas dan profesional dalam bidang sastra khususnya menulis.      

Kawan….                                                                         

Janganlah memandang orang dari sisi fisiknya.
 Cobalah kalian renungkan mulai sekarang dan bangkitkan minat dan bakat kalian jika masih ada yang terpendam….