1)
Definisi Opini
Pengertian
opini menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) sangat sederhana: pendapat, pikiran, atau pendirian. Pendapat
adalah pandangan seseorang mengenai sesuatu. Jadi, pendapat adalah subjektif.
Dengan demikian, pendapat adalah evaluasi, penilaian, dan bukan fakta. Karena
bukan fakta maka berubah atau diubah, tergantung situasi sosial yang berlaku. Berdasarkan etimologi (etymology: ilmu tentang asal kata), opini
adalah terjemahan dari kosa kata bahasa Ingris yakni opinion. Ditinjau
dari sudut asal katanya (etymology), opinion berasal dari bahasa
latin yakni opinari. Adapun opinary berarti ‘berpikir atau
menduga’. Dalam bahasa Inggris, opinion juga bisa mengandung arti option
and hope yang juga berarti ‘pilihan dan harapan’.
Beberapa ahli merumuskan pengertian
opini sebagai berikut.
1.
Opini menurut Webster’s
New Collegiate Dictionary adalah suatu pandangan, keputusan, atau tafsiran
yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu.
2.
Menurut Frazier
Moore (2004: 51), opini lebih kuat dari pada sebuah kesan tetapi lebih lemah
dari pada pengetahuan yang positif. Opini merupakan suatu kesimpulan yang ada
dalam pikiran dan belum dikeluarkan untuk di perdebatkan.
3.
William Albig
menjelaskan sebagai berikut mengenai opini: Opinion is any expression on a
controversial topic (Opini adalah berbagai ekspresi atas sebuah topik
kontroversial). Atau dengan kata lain ia mengatakan bahwa opini merupakan
expressed statement yang bisa diucapkan dengan kata-kata , juga bisa dinyatakan
dengan isyarat, atau dengan cara-cara lain yang mengandung arti dan segera
dipahami maksudnya.
4.
Muhammad Labib
(2007: 1) mengemukakan beberapa pengertian opini.
a.
Opini atau
pendapat merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan,
isu, atau jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan secara
tertulis maupun lisan.
b.
Opini merupakan
pernyataan yang diucapkan secara lisan maupun tertulis.
Jadi, opini dapat diartikan sebagai
suatu ide, gagasan, ataupun kesimpulan yang ada di dalam pikiran, baik yang
belum maupun yang sudah dikeluarkan, untuk bisa diperdebatkan.
2)
Unsur-unsur
Opini
Abelson (dalam Yesicha, 2012: 8) menyebutkan
opini mempunyai unsur pembentuk yaitu:
1.
Belief (kepercayaan). Belief
atau kepercayaan tentang sesuatu adalah sistem penyimpanan yang berisi
pengalaman kita di masa lalu, meliputi pikiran, ingatan, dan interpretasi
terhadap sesuatu.
2.
Attitude (sikap). Attitude atau apa yang sebenarnya dirasakan
seseorang adalah suatu predisposisi (keadaan yang mudah terpengaruh) terhadap
seseorang, ide, atau obyek yang berisi komponen-komponen kognitif (pengertian),
afektif (perasaan atau emosi), dan konatif (perilaku), yang mana komponen ini
juga merupakan komponen dari sikap.
3.
Perception (persepsi). Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan untuk
memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Sunarjo, 1997: 89).
Akar
dari opini adalah persepsi yang ditentukan oleh faktor berikut ini:
1.
Latar belakang
budaya. Contohnya adalah persepsi seseorang terhadap warna, seperti merah,
kuning, dan hijau.
2.
Pengalaman masa
lalu. Contohnya, orang yang berambut pendek dan rata, berbadan tegap, dan
berperilaku tegas, kerap dipersepsikan sebagai polisi atau anggota TNI.
3.
Nilai yang
dianut. Contohnya adalah peringatan hari raya keagamaan seperti Idul Fitri,
Natal, Galungan, atau Imlek.
4.
Berita yang
berkembang. Contohnya adalah berita-berita yang sedang hangat seperti munculnya
kurikulum 2013.
3)
Jenis-jenis
Opini
Menurut Effendy, ada beberapa jenis
opini:
1.
Opini individu yaitu
pendapat seseorang secara perorangan mengenai sesuatu yang terjadi di
masyarakat. Opini publik merupakan perpaduan dari opini-opini individu.
2.
Opini pribadi yaitu
pendapat asli seseorang mengenai sesuatu persoalan. Opini seseorang belum tentu
opini pribadinya, mungkin merupkan opini orang lain yang dianggapnya lebih
mendekati kebenaran yang subjektif.
3.
Opini kelompok
yaitu pendapat kelompok mengenai masalah sosial.
Sementara
itu, menurut Emory S. Bogardus, ada beberapa jenis opini:
1. Personal Opinion (Opini Person)
adalah penafsiran individual mengenai berbagai masalah, yang mana dalam
masalah tersebut tidak terdapat suatu pandangan yang sama. Ada pula yang
menerapkan bahwa opini persona itu adalah suatu penafsiran mengenai segala
fakta-fakta yang dihadapi, dan dalam hal penafsiran itu terdapat kesulitan
untuk memberi pembuktian atau penentangan dengan segera. Opini yang dimiliki
oleh seseorang adalah merupakan suatu bagian daripada group opinion (opini
kelompok) yang terdiri dari opini mayoritas dan opini minoritas. Dengan adanya
interaksi, maka opini perseorangan dapat tumbuh pula karena pengaruh-pengaruh
kelompoknya atau pengaruh teman-temannya dalam kelompok tersebut, dan hal ini
sering pula tumbuh karena pengaruh-pengaruh kebudayaan, tradisi dan adat
kebiasaan. Berdasarkan uraian di atas, maka proses pertumbuhan opini kelompok (group
opinion yang terdiri opini mayoritas dan opini minoritas) serta opini
persona berjalan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik.
2. Opini Pribadi (Private Opinion)
merupakan aspek yang sangat penting bagi berkembangnya opini persona. Hal ini
disebabkan opini pribadi adalah suatu bagian dari opini persona yang tidak
dinyatakan. Secara jelasnya opini pribadi itu tidak dinyatakan secara tebuka
karena adanya alasan-alasan tertentu yang tersimpan secara pribadi dalam hati
sanubari orang yang bersangkutan. Apabila opini tersebut akhirnya dinyatakan hanyalah
terbatas dalam lingkungan sahabat-sahabatnya yang dianggap dan dipercaya oleh
yang bersangkutan atau dianggap sebagai orang yang berpihak kepadanya atau
paling tidak sebagai orang yang tidak akan membocorkan opini pribadi tersebut
kepada pihak luar.
3. Opini Kelompok (Group Opinion)
Pada uraian di atas telah dikemukakan bahwa adanya opini kelompok hanyalah
dimungkinkan karena adanya opini persona. Selanjutnya juga telah disinggung
bahwa opini kelompok itu terdiri dari opini mayoritas dan opini minoritas.
a.
Opini Mayoritas.
Ada pula beberapa sarjana yang beranggapan bahwa opini mayoritas ini sama
dengan pendapat umum. Meskipun hal tersebut sering kali ada benarnya namun
mayoritas opini tidaklah selalu merupakan opini publik. Opini mayoritas adalah
opini yang dinyatakan atau sedikit-dikitnya dirasakan oleh lebih dari setengah
dari sesuatu kelompok atau sesuatu lingkungan. Biasanya opini mayoritas ini
dapat tercapai apabila digunakan dengan cara paksaan yang berupa sanksi-sanksi
sosial tertentu yang mana kelompok sosial tersebut telah mempunyai nilai atau
norma-norma kelompok tertentu. Opini mayoritas mungkin sekali didukung oleh
orang-orang yang karena sesuatu kepentingan terpaksa menyatakan opini tertentu
meskipun opini tersebut pada dasarnya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan
opini yang dimilikinya sendiri (opini pribadi). Salah satu contoh adalah
penyodoran formulir untuk mengisi kartu anggota partai bagi para pegawai negeri
baru-baru ini.
Emory S. Bogardus menyatakan bahwa mayoritas opini dapat dicapai
antara lain dengan jalan pemutar balikan serta penipuan fakta-fakta dan dengan
jalan menyembunyikan fakta-fakta atau menghambat proses diskusi dengan
pemakaian cara-cara otoritas serta opini yang bertentangan ditekankan dengan berbagai
cara. Mungin timbul suatu pertanyaan, bahwa cara pembentukan opini mayoritas
adalah cara yang tidak baik, cara yang tidak bermoral dan sebagainya. Hal ini
perlu dijelaskan bahwa masalah baik buruknya sesuatu cara itu tergantung dari
mana memandangnya dan tujuan apa yang hendak dicapai.
b. Opini Minoritas. Sudah barang
tentu apabila ada opini mayoritas pastilah ada opini minoritas. Opini minoritas
adalah suatu konklusi yang didukung oleh kurang dari separuh jumlah anggota
kelompok yang berkepentingan. Istilah opini mayoritas (majority opinion)
dan opini minoritas (minority opinion) pertama kali dicetuskan oleh
Lawrence Lowell. Opini mayoritas adalah opini yang dimiliki oleh golongan
terbesar daripda suatu kelompok atau lingkungan. Karena itu opini mayoritas ini
adalah opini berdasarkan jumlah orang atau bisa juga disebut “numerical
majority”. Berdasarkan hal tersebut
maka opini mayoritas bukan terwujud karena interaksi melainkan perjumlahan
kesepakatan opini dari orang-orang yang merupakan golongan mayoritas itu.
4. Opini koalisi (Coalition
Opinion). Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam suatu kelompok kadang-kadang
tidak terdapat opini mayoritas, sedang yang ada hanyalah beberapa opini
minoritas yang masing-masing mempunyai tafsiran sendiri-sendiri terhadap
sesuatu masalah. Apabila pada suatu saat dalam kelompok atau dalam suatu
lingkungan yang demikian ada suatu aktivitas bersama, maka beberapa opini
minoritas menggabungkan diri agar dapat mewujudkan suatu opini mayoritas. Opini
yang demikian ini disebut opini koalisi (coalition opinion).
5. Opini Konsensus (Concensus
Opinion). Opini konsensus ini sangat penting karena diwujudkan dengan
proses diskusi. Perlu kita ketahui bahwa konsensus berarti mufakat bersama,
karena itu opini konsensus merupakan bentuk opini yang mempunyai kekuatan lebih
dari opini mayoritas. Dalam opini konsensus para pendukungnya saling mempunyai
tenggang rasa satu dengan yang lain, segala sesuatu diselesaikan secara mufakat
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bersama sehingga tercapai kata sepakat.
6. Opini Umum (General Opinion).
Bentuk opini lain yang sifatnya lebih kuat di tengah kehidupan masyarakat
adalah opini umum (general opinion). Opini umum ini adalah opini yang
berakar kepada tradisi serta adat istiadat, berkembang dari dahulu hingga
sekarang dan telah diterima sebgaimana adanya tanpa kesadaran dan kritik dari
generasi lama oleh generasi yang lebih muda. Opini umum biasanya berdasarkan
nilai dan norma-norma yang berwujud sanksi-sanksi sosial, sehingga apabila ada
orang yang mempersoalkannya berarti mempersoalkan kaidah-kaidah sosial yang pada
dasarnya sudah tidak dapat dipersoalkan lagi karena telah diterima menurut
tradisi dan adat istiadat.
4)
Hal-hal yang
Berkaitan dengan Opini
Ada banyak sekali hal-hal yang
berkaitan dengan opini. Berkaitan dalam artian memiliki hubungan dengan
pembentukannya, penulisannya, ataupun anggapan terhadap keberadaannya.
1.
Pernyataan
Opini. Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif, verbal (lisan) maupun
tertulis, dan baik secara terbuka melalui ungkapan kata-kata yang dapat
ditafsirkan dengan jelas, maupun melalui pilihan kata yang halus. Opini juga
dapat diungkapkan secara tidak langsung, dan dapat diartikan secara konotatif
atau persepsi (personal). Opini dapat dinyatakan melalui perilaku,
sikap-tindak, mimik muka, atau bahasa tubuh (body language) atau
berbentuk simbol-simbol tertulis, dapat berupa pakaian yang dikenakan, makna
sebuah warna, dan lain-lain.
2.
Perbedaan
Antara Artikel Opini, Tajuk Rencana, dan Esai
Banyak orang yang kebingungan saat
diminta menyebutkan perbedaan antara artikel opini, tajuk rencana, dan esai.
Ketiga jenis tulisan tersebut memang mirip dan lumayan sulit dibedakan. Selain
karena sama-sama merupakan tulisan argumentasi, ketiganya juga kerap
menyampaikan masalah sosial yang sedang hangat terjadi. Berikut merupakan ciri
masing-masing yang dapat membedakan ketiga jenis tulisan tersebut.
1.
Artikel
Opini adalah tulisan
lepas yang berisi pendapat seseorang yang mengupas tuntas masalah tertentu yang
sifatnya aktual dan atau kontroversi dengan tujuan untuk memberitahu
(informatif), memengaruhi dan meyakinkan atau juga bisa menghibur bagi
pembacanya (bersifat recreative). Selain
itu, artikel opini tidak terikat dengan berita atau laporan tertentu (Sa’ud,
2009). Artikel opini biasanya menekankan pada pendapat pribadi penulis yang
memperkuat argumen logis dan pemikiran kritis terhadap suatu masalah aktual
(Komaidi, 2007).
Subjek opini publik biasanya adalah
mengenai masalah-masalah yang baru. Opini berupa reaksi pertama saat orang
mempunyai rasa ragu-ragu terhadap suatu masalah yang lain dari kebiasaan,
ketidakcocokan, dan adanya perubahan penilaian, sehingga unsur-unsur tersebut
mendorong untuk saling mempertentangkannya. Dengan demikian, pengertian opini
mempunyai dua unsur, yaitu: (1) pernyataan; (2) masalah yang bertentangan.
Pendapat atau opini itu tidak akan timbul bila tidak ada pertentangan dan
pertentangan itu harus dinyatakan. Adapun pendapat-pendapat itu dapat
dinyatakan dengan kata-kata atau ditunjukan dengan tingkah laku atau dengan
suatu bentuk tingkah laku yang lain. Sunarjo menjelaskan opini (pendapat)
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) selalu diketahui dari
pernyataan-pernyataan; (b) merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak
pendapat; (c) mempunyai pendukung dalam jumlah yang cukup besar.
2.
Tajuk Rencana adalah artikel utama dalam surat
kabar yang berisi pandangan atau pendapat redaksi terhadap peristiwa/isu yang
sedang hangat dibicarakan pada saat surat kabar diterbitkan. Dalam tajuk
rencana biasanya diungkapkan adanya masalah aktual, penegasan pentingnya
masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik, dan saran atas
permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca (Ariwibowo, 2009).
Ciri-ciri tajuk rencana biasanya berisi: Pertama, opini redaksi tentang
peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, baik itu aspek sosial. Politik,
ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan
medianya. Kedua, ulasan tentang masalah yang dimuat. Ketiga, topik yang ditulis
dalam tajuk rencana berskala nasional maupun internasional. Keempat, tertuang fikiran
subjektif redaksi, yang terkait erat dengan kebijakan media yang bersangkutan. Kelima,
ditulis secara berkala, bergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), dua mingguan (biweekly), dan bulanan (monthly).
3.
Esai adalah karangan yang mengupas suatu masalah secara sepintas namun
akurat, padat, dan berisi mengenai masalah dari berbagai bidang menurut sudut
pandang penulisnya secara subjektif. Esai umumnya lebih panjang dari opini,
penyajiannya lebih mendalam, dan berisi gagasan yang
inovatif dalam arti mengandung gagasan – gagasan baru yang bisa diterima oleh
banyak orang atau bisa diakui sebagai sesuatu yang bermanfat dan belum pernah
ada sebelumnya namun memiliki teori yang jelas dan realistis. Dalam
penyajiannya, esai juga lebih sistematis dalam artian disampaikan dalam bentuk
yang jelas, runtut, dan didukung oleh data atau
informasi yang terpercaya.
5)
Hubungan Opini dengan IPOLEKSOSBUDHANKAM
a.
Ideologi. Apa yang
disampaikan dalam opini sesungguhnya adalah ideologi dari opini tersebut. Atau
dengan kata lain, ideologi itu sendiri adalah opini. Sikap yang terkandung
dalam opini dapat menggambarkan bagaimana ideologi dari penulis opini yang
bersangkutan.
b.
Politik. Dunia politik
hampir tidak dapat dipisahkan dari opini publik sebagai salah satu objek
politik dan media sebagai sarananya. Dalam Pemilu kemarin misalnya, sangat
menarik melihat bagaimana media membentuk dan mempengaruhi opini publik,
termasuk hubungan yang terjalin antara media dengan pelaku politik, seperti
politisi, partai politik dan masyarakat umum.
c.
Ekonomi. Faktor
ekonomi dapat memengaruhi opini dan perilaku. Demikian pula sebaliknya,
penulisan opini juga dapat menghasilkan nilai ekonomi. Contohnya adalah kiriman
opini yang dimuat pada media massa biasanya akan mendapat honor atau bayaran
dari media yang memuatnya tersebut.
d.
Sosial. Opini pada
umumnya membahas berbagai masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Oleh karena
itu, tidak mengherankan jika ada yang mengatakan bahwa hubungan opini dan
bidang sosial sangatlah erat dan berkaitan, bahkan tidak dapat dipisahkan.
Tanpa adanya kajian permasalahan yang menyangkut masyarakat banyak (sosial),
opini akan terasa hampa.
e.
Budaya. Suatu opini
dapat membahas masalah-masalah mengenai kebudayaan.
f.
Pertahanan dan Keamanan. Suatu
opini juga dapat membahas masalah-masalah mengenai pertahanan dan keamanan
negara.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Anonimous.
____. Modul: Opini Publik. Jakarta: Universitas Kristen Petra.
Kuncoro,
Mudrajad. 2009. Mahir Menulis “Kiat Jitu
Menulis Artikel Opini, Kolom dan Resensi Buku”. Jakarta: Erlangga.
Labib,
Muhammad. 2007. Hubungan Opini Publik, Persepsi, Sikap, dan Perilaku. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Moore,
H. Frazier. 2005. Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Panitia
Pelaksana Gema Lomba Karya Esai. 2011. Panduan Lomba Esai Nasional Gelora Esai 2011. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Yesicha,
Chelsy. 2012. Makalah: Pengertian Opini Publik. Tidak diterbitkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar