Minggu, 08 Juni 2014

OPINI

1)      Definisi Opini
Pengertian opini menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) sangat sederhana: pendapat, pikiran, atau pendirian. Pendapat adalah pandangan seseorang mengenai sesuatu. Jadi, pendapat adalah subjektif. Dengan demikian, pendapat adalah evaluasi, penilaian, dan bukan fakta. Karena bukan fakta maka berubah atau diubah, tergantung situasi sosial yang berlaku. Berdasarkan etimologi (etymology: ilmu tentang asal kata), opini adalah terjemahan dari kosa kata bahasa Ingris yakni opinion. Ditinjau dari sudut asal katanya (etymology), opinion berasal dari bahasa latin yakni opinari. Adapun opinary berarti ‘berpikir atau menduga’. Dalam bahasa Inggris, opinion juga bisa mengandung arti option and hope yang juga berarti ‘pilihan dan harapan’.
            Beberapa ahli merumuskan pengertian opini sebagai berikut.
1.      Opini menurut Webster’s New Collegiate Dictionary adalah suatu pandangan, keputusan, atau tafsiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu.
2.      Menurut Frazier Moore (2004: 51), opini lebih kuat dari pada sebuah kesan tetapi lebih lemah dari pada pengetahuan yang positif. Opini merupakan suatu kesimpulan yang ada dalam pikiran dan belum dikeluarkan untuk di perdebatkan.
3.      William Albig menjelaskan sebagai berikut mengenai opini: Opinion is any expression on a controversial topic (Opini adalah berbagai ekspresi atas sebuah topik kontroversial). Atau dengan kata lain ia mengatakan bahwa opini merupakan expressed statement yang bisa diucapkan dengan kata-kata , juga bisa dinyatakan dengan isyarat, atau dengan cara-cara lain yang mengandung arti dan segera dipahami maksudnya.
4.      Muhammad Labib (2007: 1) mengemukakan beberapa pengertian opini.
a.       Opini atau pendapat merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan, isu, atau jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan secara tertulis maupun lisan.
b.      Opini merupakan pernyataan yang diucapkan secara lisan maupun tertulis.
            Jadi, opini dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan, ataupun kesimpulan yang ada di dalam pikiran, baik yang belum maupun yang sudah dikeluarkan, untuk bisa diperdebatkan.
2)      Unsur-unsur Opini
            Abelson (dalam Yesicha, 2012: 8) menyebutkan opini mempunyai unsur pembentuk yaitu:
1.      Belief  (kepercayaan). Belief atau kepercayaan tentang sesuatu adalah sistem penyimpanan yang berisi pengalaman kita di masa lalu, meliputi pikiran, ingatan, dan interpretasi terhadap sesuatu.
2.      Attitude (sikap). Attitude atau apa yang sebenarnya dirasakan seseorang adalah suatu predisposisi (keadaan yang mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide, atau obyek yang berisi komponen-komponen kognitif (pengertian), afektif (perasaan atau emosi), dan konatif (perilaku), yang mana komponen ini juga merupakan komponen dari sikap.
3.      Perception (persepsi). Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Sunarjo, 1997: 89).
Akar dari opini adalah persepsi yang ditentukan oleh faktor berikut ini:
1.      Latar belakang budaya. Contohnya adalah persepsi seseorang terhadap warna, seperti merah, kuning, dan hijau.
2.      Pengalaman masa lalu. Contohnya, orang yang berambut pendek dan rata, berbadan tegap, dan berperilaku tegas, kerap dipersepsikan sebagai polisi atau anggota TNI.
3.      Nilai yang dianut. Contohnya adalah peringatan hari raya keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Galungan, atau Imlek.
4.      Berita yang berkembang. Contohnya adalah berita-berita yang sedang hangat seperti munculnya kurikulum 2013.
3)      Jenis-jenis Opini
            Menurut Effendy, ada beberapa jenis opini:
1.      Opini individu yaitu pendapat seseorang secara perorangan mengenai sesuatu yang terjadi di masyarakat. Opini publik merupakan perpaduan dari opini-opini individu.
2.      Opini pribadi yaitu pendapat asli seseorang mengenai sesuatu persoalan. Opini seseorang belum tentu opini pribadinya, mungkin merupkan opini orang lain yang dianggapnya lebih mendekati kebenaran yang subjektif.
3.      Opini kelompok yaitu pendapat kelompok mengenai masalah sosial.
Sementara itu, menurut Emory S. Bogardus, ada beberapa jenis opini:
            1. Personal Opinion (Opini Person) adalah penafsiran individual mengenai berbagai masalah, yang mana dalam masalah tersebut tidak terdapat suatu pandangan yang sama. Ada pula yang menerapkan bahwa opini persona itu adalah suatu penafsiran mengenai segala fakta-fakta yang dihadapi, dan dalam hal penafsiran itu terdapat kesulitan untuk memberi pembuktian atau penentangan dengan segera. Opini yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu bagian daripada group opinion (opini kelompok) yang terdiri dari opini mayoritas dan opini minoritas. Dengan adanya interaksi, maka opini perseorangan dapat tumbuh pula karena pengaruh-pengaruh kelompoknya atau pengaruh teman-temannya dalam kelompok tersebut, dan hal ini sering pula tumbuh karena pengaruh-pengaruh kebudayaan, tradisi dan adat kebiasaan. Berdasarkan uraian di atas, maka proses pertumbuhan opini kelompok (group opinion yang terdiri opini mayoritas dan opini minoritas) serta opini persona berjalan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik.
            2. Opini Pribadi (Private Opinion) merupakan aspek yang sangat penting bagi berkembangnya opini persona. Hal ini disebabkan opini pribadi adalah suatu bagian dari opini persona yang tidak dinyatakan. Secara jelasnya opini pribadi itu tidak dinyatakan secara tebuka karena adanya alasan-alasan tertentu yang tersimpan secara pribadi dalam hati sanubari orang yang bersangkutan. Apabila opini tersebut akhirnya dinyatakan hanyalah terbatas dalam lingkungan sahabat-sahabatnya yang dianggap dan dipercaya oleh yang bersangkutan atau dianggap sebagai orang yang berpihak kepadanya atau paling tidak sebagai orang yang tidak akan membocorkan opini pribadi tersebut kepada pihak luar.
            3. Opini Kelompok (Group Opinion) Pada uraian di atas telah dikemukakan bahwa adanya opini kelompok hanyalah dimungkinkan karena adanya opini persona. Selanjutnya juga telah disinggung bahwa opini kelompok itu terdiri dari opini mayoritas dan opini minoritas.
a.                   Opini Mayoritas. Ada pula beberapa sarjana yang beranggapan bahwa opini mayoritas ini sama dengan pendapat umum. Meskipun hal tersebut sering kali ada benarnya namun mayoritas opini tidaklah selalu merupakan opini publik. Opini mayoritas adalah opini yang dinyatakan atau sedikit-dikitnya dirasakan oleh lebih dari setengah dari sesuatu kelompok atau sesuatu lingkungan. Biasanya opini mayoritas ini dapat tercapai apabila digunakan dengan cara paksaan yang berupa sanksi-sanksi sosial tertentu yang mana kelompok sosial tersebut telah mempunyai nilai atau norma-norma kelompok tertentu. Opini mayoritas mungkin sekali didukung oleh orang-orang yang karena sesuatu kepentingan terpaksa menyatakan opini tertentu meskipun opini tersebut pada dasarnya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan opini yang dimilikinya sendiri (opini pribadi). Salah satu contoh adalah penyodoran formulir untuk mengisi kartu anggota partai bagi para pegawai negeri baru-baru ini.
Emory S. Bogardus menyatakan bahwa mayoritas opini dapat dicapai antara lain dengan jalan pemutar balikan serta penipuan fakta-fakta dan dengan jalan menyembunyikan fakta-fakta atau menghambat proses diskusi dengan pemakaian cara-cara otoritas serta opini yang bertentangan ditekankan dengan berbagai cara. Mungin timbul suatu pertanyaan, bahwa cara pembentukan opini mayoritas adalah cara yang tidak baik, cara yang tidak bermoral dan sebagainya. Hal ini perlu dijelaskan bahwa masalah baik buruknya sesuatu cara itu tergantung dari mana memandangnya dan tujuan apa yang hendak dicapai.
            b. Opini Minoritas. Sudah barang tentu apabila ada opini mayoritas pastilah ada opini minoritas. Opini minoritas adalah suatu konklusi yang didukung oleh kurang dari separuh jumlah anggota kelompok yang berkepentingan. Istilah opini mayoritas (majority opinion) dan opini minoritas (minority opinion) pertama kali dicetuskan oleh Lawrence Lowell. Opini mayoritas adalah opini yang dimiliki oleh golongan terbesar daripda suatu kelompok atau lingkungan. Karena itu opini mayoritas ini adalah opini berdasarkan jumlah orang atau bisa juga disebut “numerical majority”.  Berdasarkan hal tersebut maka opini mayoritas bukan terwujud karena interaksi melainkan perjumlahan kesepakatan opini dari orang-orang yang merupakan golongan mayoritas itu.
            4. Opini koalisi (Coalition Opinion). Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam suatu kelompok kadang-kadang tidak terdapat opini mayoritas, sedang yang ada hanyalah beberapa opini minoritas yang masing-masing mempunyai tafsiran sendiri-sendiri terhadap sesuatu masalah. Apabila pada suatu saat dalam kelompok atau dalam suatu lingkungan yang demikian ada suatu aktivitas bersama, maka beberapa opini minoritas menggabungkan diri agar dapat mewujudkan suatu opini mayoritas. Opini yang demikian ini disebut opini koalisi (coalition opinion).
            5. Opini Konsensus (Concensus Opinion). Opini konsensus ini sangat penting karena diwujudkan dengan proses diskusi. Perlu kita ketahui bahwa konsensus berarti mufakat bersama, karena itu opini konsensus merupakan bentuk opini yang mempunyai kekuatan lebih dari opini mayoritas. Dalam opini konsensus para pendukungnya saling mempunyai tenggang rasa satu dengan yang lain, segala sesuatu diselesaikan secara mufakat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bersama sehingga tercapai kata sepakat.
            6. Opini Umum (General Opinion). Bentuk opini lain yang sifatnya lebih kuat di tengah kehidupan masyarakat adalah opini umum (general opinion). Opini umum ini adalah opini yang berakar kepada tradisi serta adat istiadat, berkembang dari dahulu hingga sekarang dan telah diterima sebgaimana adanya tanpa kesadaran dan kritik dari generasi lama oleh generasi yang lebih muda. Opini umum biasanya berdasarkan nilai dan norma-norma yang berwujud sanksi-sanksi sosial, sehingga apabila ada orang yang mempersoalkannya berarti mempersoalkan kaidah-kaidah sosial yang pada dasarnya sudah tidak dapat dipersoalkan lagi karena telah diterima menurut tradisi dan adat istiadat.          
4)      Hal-hal yang Berkaitan dengan Opini
            Ada banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan opini. Berkaitan dalam artian memiliki hubungan dengan pembentukannya, penulisannya, ataupun anggapan terhadap keberadaannya.
1.      Pernyataan Opini. Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif, verbal (lisan) maupun tertulis, dan baik secara terbuka melalui ungkapan kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, maupun melalui pilihan kata yang halus. Opini juga dapat diungkapkan secara tidak langsung, dan dapat diartikan secara konotatif atau persepsi (personal). Opini dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap-tindak, mimik muka, atau bahasa tubuh (body language) atau berbentuk simbol-simbol tertulis, dapat berupa pakaian yang dikenakan, makna sebuah warna, dan lain-lain.
2.      Perbedaan Antara Artikel Opini, Tajuk Rencana, dan Esai
            Banyak orang yang kebingungan saat diminta menyebutkan perbedaan antara artikel opini, tajuk rencana, dan esai. Ketiga jenis tulisan tersebut memang mirip dan lumayan sulit dibedakan. Selain karena sama-sama merupakan tulisan argumentasi, ketiganya juga kerap menyampaikan masalah sosial yang sedang hangat terjadi. Berikut merupakan ciri masing-masing yang dapat membedakan ketiga jenis tulisan tersebut.
1.      Artikel Opini adalah tulisan lepas yang berisi pendapat seseorang yang mengupas tuntas masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversi dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi dan meyakinkan atau juga bisa menghibur bagi pembacanya (bersifat recreative). Selain itu, artikel opini tidak terikat dengan berita atau laporan tertentu (Sa’ud, 2009). Artikel opini biasanya menekankan pada pendapat pribadi penulis yang memperkuat argumen logis dan pemikiran kritis terhadap suatu masalah aktual (Komaidi, 2007).
Subjek opini publik biasanya adalah mengenai masalah-masalah yang baru. Opini berupa reaksi pertama saat orang mempunyai rasa ragu-ragu terhadap suatu masalah yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan, dan adanya perubahan penilaian, sehingga unsur-unsur tersebut mendorong untuk saling mempertentangkannya. Dengan demikian, pengertian opini mempunyai dua unsur, yaitu: (1) pernyataan; (2) masalah yang bertentangan. Pendapat atau opini itu tidak akan timbul bila tidak ada pertentangan dan pertentangan itu harus dinyatakan. Adapun pendapat-pendapat itu dapat dinyatakan dengan kata-kata atau ditunjukan dengan tingkah laku atau dengan suatu bentuk tingkah laku yang lain. Sunarjo menjelaskan opini (pendapat) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan; (b) merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat; (c) mempunyai pendukung dalam jumlah yang cukup besar.
2.      Tajuk Rencana adalah artikel utama dalam surat kabar yang berisi pandangan atau pendapat redaksi terhadap peristiwa/isu yang sedang hangat dibicarakan pada saat surat kabar diterbitkan. Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik, dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca (Ariwibowo, 2009). Ciri-ciri tajuk rencana biasanya berisi: Pertama, opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, baik itu aspek sosial. Politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya. Kedua, ulasan tentang masalah yang dimuat. Ketiga, topik yang ditulis dalam tajuk rencana berskala nasional maupun internasional. Keempat, tertuang fikiran subjektif redaksi, yang terkait erat dengan kebijakan media yang bersangkutan. Kelima, ditulis secara berkala, bergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), dua mingguan (biweekly), dan bulanan (monthly).     
3.      Esai adalah karangan yang mengupas suatu masalah secara sepintas namun akurat, padat, dan berisi mengenai masalah dari berbagai bidang menurut sudut pandang penulisnya secara subjektif. Esai umumnya lebih panjang dari opini, penyajiannya lebih mendalam, dan berisi gagasan yang inovatif dalam arti mengandung gagasan – gagasan baru yang bisa diterima oleh banyak orang atau bisa diakui sebagai sesuatu yang bermanfat dan belum pernah ada sebelumnya namun memiliki teori yang jelas dan realistis. Dalam penyajiannya, esai juga lebih sistematis dalam artian disampaikan dalam bentuk yang jelas, runtut, dan didukung oleh data atau informasi yang terpercaya.
5)      Hubungan Opini dengan IPOLEKSOSBUDHANKAM
a.       Ideologi. Apa yang disampaikan dalam opini sesungguhnya adalah ideologi dari opini tersebut. Atau dengan kata lain, ideologi itu sendiri adalah opini. Sikap yang terkandung dalam opini dapat menggambarkan bagaimana ideologi dari penulis opini yang bersangkutan.
b.      Politik. Dunia politik hampir tidak dapat dipisahkan dari opini publik sebagai salah satu objek politik dan media sebagai sarananya. Dalam Pemilu kemarin misalnya, sangat menarik melihat bagaimana media membentuk dan mempengaruhi opini publik, termasuk hubungan yang terjalin antara media dengan pelaku politik, seperti politisi, partai politik dan masyarakat umum.
c.       Ekonomi. Faktor ekonomi dapat memengaruhi opini dan perilaku. Demikian pula sebaliknya, penulisan opini juga dapat menghasilkan nilai ekonomi. Contohnya adalah kiriman opini yang dimuat pada media massa biasanya akan mendapat honor atau bayaran dari media yang memuatnya tersebut.
d.      Sosial. Opini pada umumnya membahas berbagai masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada yang mengatakan bahwa hubungan opini dan bidang sosial sangatlah erat dan berkaitan, bahkan tidak dapat dipisahkan. Tanpa adanya kajian permasalahan yang menyangkut masyarakat banyak (sosial), opini akan terasa hampa.
e.       Budaya. Suatu opini dapat membahas masalah-masalah mengenai kebudayaan.
f.       Pertahanan dan Keamanan. Suatu opini juga dapat membahas masalah-masalah mengenai pertahanan dan keamanan negara.






DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Anonimous. ____. Modul: Opini Publik. Jakarta: Universitas Kristen Petra.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis “Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom dan Resensi Buku”. Jakarta: Erlangga. 
Labib, Muhammad. 2007. Hubungan Opini Publik, Persepsi, Sikap, dan Perilaku. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Moore, H. Frazier. 2005. Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung:            Remaja Rosdakarya.
Panitia Pelaksana Gema Lomba Karya Esai. 2011. Panduan Lomba Esai Nasional             Gelora Esai 2011. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Yesicha, Chelsy. 2012. Makalah: Pengertian Opini Publik. Tidak diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar